Friday, February 4, 2011

Ayah

didapat dari milist beasiswa dikti

Dr. Arun Gandhi cucu dari mendiang Mahatma Gandhi pernah menceritakan satu kisah dalam hidupnya yang sungguh mengesankan, sebagai berikut.

Kala itu usia saya kira-kira masih 16 tahun dan saya tinggal bersama kedua orang tua di sebuah lembaga yang didirikan oleh kakek saya, Mahatma Gandhi.

Kami tinggal disebuah perkebunan tebu kira-kira 18 mil jauhnya dari kota Durban, Afrika Selatan. Rumah kami jauh di pelosok desa terpencil sehingga hampir tidak memiliki tetangga. Oleh karena itu saya dan kedua saudara perempuan saya sangat senang sekali bila ada kesempatan untuk bisa pergi ke pusat kota, untuk sekedar mengunjungi rekan atau terkadang menonton film dibioskop.

Pada suatu hari kebetulan ayah meminta saya menemani beliau ke kota untuk menghadiri suatu konferensi selama seharian penuh. Bukan main girangnya saya saat itu.Karena ibu tahu kami hendak ke kota maka ibu menitipkan daftar panjang belajaan yang ia butuhkan, disamping itu ayah juga memberikan beberapa tugas kepada saya, termasuk salah satunya adalah memperbaiki mobil dibengkel.

Pagi itu setelah kami tiba ditempat konferensi; ayah berkata kepada saya; ”Arun; jemput ayah disini ya, nanti jam 5 sore....dan kita akanpulang bersama-sama”.

Baik ayah, saya akan berada disini tepat jam 5 sore.Jawab saya dengan penuh keyakinan.Setelah itu saya segera meluncur untuk menyelesaikan tugas yang dititipkan ayah dan ibu kepada saya satu persatu. Sampai akhirnya hanya tinggal satu pekerjaan yang tersisa yakni menunggu mobil selesai dari bengkel.Sambil menunggu mobil diperbaiki tidak ada salahnya aku pikir untuk mengisi waktu senggangku dengan pergi ke bioskop menonton sebuah film.

Saking asyiknya nonton ternyata saat saya melihat jam; waktu sudah menunjukkan pukul 17:30, sementara saya janji menjemput ayah pukul 17:00.

Segera saja saya melompat dan buru-buru menuju bengkel untuk mengambil mobil, dan segera menjemput ayah yang sudah hampir satu jam menunggu.

Saat saya tiba sudah hampir pukul 18:00 sore. Dengan gelisah ayah bertanya pada saya; Arun! kenapa kamu terlambat menjemput ayah..?

Saat itu saya merasa bersalah dan sangat malu untuk mengakui bahwa saya tadi keasyikan nonton film, sehingga saya terpaksa berbohong dengan mengatakan; ”Maaf Ayah” ”Tadi mobilnya belum selesai diperbaiki sehingga Arun harus menunggu.”

Ternyata tanpa sepengathuan saya, ayah sudah terlebih dahulu menelpon bengkel mobil tersebut, sehingga ayah tahu jika saya berbohong; Lalu wajah ayah tertunduk sedih; sambil menatap saya ayah berkata; ”Arun, sepertinya ada sesuatu yang salah dengan ayah dalam mendidik dan membesarkan kamu”; ”sehingga kamu tidak punya keberanian untuk berbicara jujur kepada ayah”. Untuk menghukum kesalahan ayah ini, biarlah ayah pulang dengan berjalan kaki; sambil merenungkan dimana letak kesalahannya.

Lalu dengan tetap masih berpakaian lengkap ayah mulai berjalan kaki menuju jalan pulang kerumah.Padahal hari sudah mulai gelap dan jalanan semakin tidak rata.Saya tidak sampai hati meninggalkan ayah sendirian seperti itu; meskipun ayah telah ditawari naik, beliau tetap berkeras untuk terus berjalan kaki, akhirnya saya mengendarai mobil pelan-pelan dibelakang beliau, dan tak terasa air mata saya menitik melihat penderiataan yang dialami beliau hanya karena kebohongan bodoh yang telah saya lakukan. Sungguh saya begitu menyesali perbuatan sayatersebut. Sejak saat ituseumur hidup, saya selalu berkata jujur pada siapapun.Sering sekali saya mengenang kejadian itu dan merasa begitu terkesan; seandainya saja saat itu ayah menghukum saya sebagai mana pada umumnya orang tua menghukum anaknya yang berbuat salah; kemungkinan saya akan menderita atas hukuman itu; dan mungkin hanya sedikit saja menyadari kesalahan saya. Tapi dengan satu tindakan mengevaluasi diri yang dilakukan ayah; meskipun tanpa kekerasan justru telah memiliki kekuatan yang luar biasa untuk bisa mengubah diri saya sepenuhnya.

Saya selalu mengingat kejadian itu seolah-olah seperti baru terjadi kemarin.

Para orang tua . . . . .Ayah Dr Arun Gandhi tersebut sungguh seorang ayah dan guru yang luar biasa dalam mendidik anaknya.

Sebuah kisah emas untuk para orangtua dalam mendidik dan membesarkan anak-anak.

Mari membiasakan diri kita untuk bertanya:

Apa yang salah dari saya sehingga anak saya bisa seperti itu...???

Wednesday, May 12, 2010

Kesadaran untuk Men-SYUKUR-i Musibah

didapat dari milist UAD

Kesadaran untuk Men-SYUKUR-i Musibah

Cerita klasik sederhana yang luar biasa ini Karya ANDRIE WONGSO, ceirta ini telah menyadarkan banyak orang, termasuk kami.

Di sebuah kerajaan, sang raja memiliki kegemaran berburu. Suatu hari, ditemani penasehat dan pengawalnya raja pergi berburu ke hutan. Karena kurang hati-hati, terjadilah kecelakaan, jari kelingking raja terpotong oleh pisau yang sangat tajam. Raja bersedih dan meminta pendapat dari seorang penasihatnya.

Sang penasehat mencoba menghibur dengan kata-kata manis, tapi raja tetap sedih. Karena tidak tahu lagi apa yang mesti diucapkan untuk menghibur raja, akhirnya penasehat itu berkata: "Baginda, apa pun yang terjadi patut disyukuri". Mendengar ucapan penasehatnya itu sang raja langsung marah besar : *"Kurang ajar ! Kena musibah bukan dihibur tapi malah disuruh bersyukur... !" Lalu raja memerintahkan pengawalnya untuk menghukum penasehat tadi dengan hukuman tiga tahun penjara.

Hari terus berganti. Hilangnya jari kelingking ternyata tidak membuat raja menghentikannya berburu. Suatu hari, raja bersama penasehatnya yang baru dan rombongan, berburu ke hutan yang jauh dari istana. Tidak terduga, saat berada di tengah hutan, raja dan penasehat barunya tersesat dan terpisah dari rombongan. Tiba-tiba, mereka dihadang oleh orang-orang suku primitif. Keduanya lalu ditangkap dan diarak untuk dijadikan korban persembahan kepada para dewa.

Sebelum dijadikan persembahan kepada para dewa, raja dan penasehat barunya dimandikan. Saat giliran raja yang dimandikan, ketahuan kalau salah satu jari kelingkingnya terpotong, yang diartikan sebagai tubuh yang cacat sehingga dianggap tidak layak untuk dijadikan persembahan kepada para dewa. Akhirnya, raja ditendang dan dibebaskan begitu saja oleh orang-orang primitif itu. Dan penasehat barunya yang dijadikan persembahan kepada para dewa. Dengan susah payah, akhirnya raja berhasil keluar dari hutan dan kembali keistana.

Setibanya di istana, raja langsung memerintahkan supaya penasehat yang dulu dijatuhinya hukuman penjara segera dibebaskan. "Penasehatku, aku berterimakasih kepadamu. Nasehatmu ternyata benar, apa pun yang terjadi kita patut bersyukur. Karena jari kelingkingku yang terpotong waktu itu, hari ini aku bisa pulang dengan selamat. . . . " Kemudian, raja menceritakan kisah perburuannya waktu itu secara lengkap.

Setelah mendengar cerita sang raja, buru-buru sipenasehat berlutut sambil berkata: "Terima kasih baginda. Saya juga bersyukur baginda telah memenjarakan saya waktu itu. Karena jika saya tidak dipenjara, maka bukan penasehat yang baru itu yang akan jadi korban, melainkan saya yang bakal diajak baginda ikut berburu dan sayalah yang akan menjadi korban dipersembahkan kepada dewa oleh orang-orang primitif. Sekali lagi terima kasih baginda telah memenjarakan saya, sehingga saya tetap selamat saat ini."

Cerita ini mengajarkan suatu nilai yang sangat mendasar, yaitu apa pun yang terjadi, selalu bersyukur,* saat kita dalam kondisi maju dan sukses, kita patut bersyukur, saat musibah datang pun kita tetap bersyukur. Dalam proses kehidupan ini, memang tidak selalu bisa berjalan mulus seperti yang kita harapkan. Kadang kita di hadapkan pada kenyataan hidup berupa kekhilafan, kegagalan, penipuan, fitnahan, penyakit, musibah, kebakaran, bencana alam, dan lain sebagainya.

Manusia dengan segala kemajuan berpikir, teknologi, dan kemampuan antisipasinya, senantiasa berusaha mengantisipasi adanya potensi-potensi kegagalan, bahaya, atau musibah. *Namun kenyataannya, tidak semua aspek bisa kita kuasai. Ada wilayah 'X' yang keberadaan dan keberlangsungannya sama sekali di luar kendali manusia. Inilah wilayah Tuhan Yang Maha Kuasa dengan segala misterinya.

Sebagai makhluk berakal budi, wajar kita berusaha menghindarkan segala bentuk marabahaya. Tetapi jika marabahaya datang dan kita tidak mampu untuk mengubahnya, maka kita harus belajar dengan rasa syukur dan jiwa yang besar untuk menerimanya. *Dengan demikian beban penderitaan mental akan jauh terasa lebih ringan, kalau tidak, kita akan mengalami penderitaan mental yang berkepanjangan.

Sungguh, bisa bersyukur dalam keadaan apapun merupakan kekayaan jiwa. Maka saya sangat setuju dengan kata bijak yang mengatakan KEBAHAGIAAN DAN KEKAYAAN SEJATI ADA DI RASA BERSYUKUR. Andrie Wongso

Friday, February 26, 2010

Cukup Berbuat Begini Saja..... sederhana tapi baik

Diambil dari milist ppi malaysia akhir 26 feb 2010, semoga bisa kita ambil hikmahnya

Cukup Berbuat Begini Saja

-1- Ada seseorang saat melamar kerja, memungut sampah kertas di lantai ke dalam tong sampah, dan hal itu terlihat oleh peng-interview, dan dia mendapatkan pekerjaan tersebut. Ternyata untuk memperoleh penghargaan sangatlah gampang, cukup memelihara kebiasaan yang baik.

-2- Ada seorang adik kecil menjadi murid di toko sepeda, suatu saat ada seseorang yang mengantarkan sepeda rusak untuk diperbaiki di toko tersebut. Selain memperbaiki sepeda tersebut, si adik kecil juga membersihkan sepeda hingga bersih mengkilap, murid-murid lain menertawakan perbuatannya. Keesokan hari setelah sang empunya sepeda mengambil sepedanya, si adik kecil ditarik untuk bekerja di tempatnya. Ternyata untuk menjadi orang yang berhasil sangat mudah, cukup rugi sedikit saja.

-3- Seorang anak berkata kepada ibunya: "Ibu hari ini sangat cantik", ibu menjawab: "Mengapa?" anak jawab: "Karena hari ini ibu sama sekali tidak marah marah". Ternyata untuk memiliki kecantikan sangatlah mudah, hanya perlu tidak marah-marah.

-4- Seorang petani menyuruh anaknya setiap hari bekerja giat di sawah, temannya berkata: "Tidak perlu menyuruh anakmu bekerja keras, tanamanmu tetap akan tumbuh dengan subur". Petani mejawab: "Aku bukan sedang memupuk tanamanku, tapi aku sedang membina anakku". Ternyata membina seorang anak sangat mudah, cukup membiarkan dia rajin bekerja.

-5- Ada sebuah toko yang lampunya selalu terang-benderang, ada yang bertanya: "Lampu merek apa yang dipakai sehingga begitu awet?": Pemilik toko berkata: "Lampu kami juga sering rusak, dan begitu rusak langsung diganti." Ternyata cara memelihara tetap terang sangat mudah, cukup sering diganti saja.

-6- Katak yang tinggal di sawah berkata kepada katak yang tinggal dipinggir jalan: "Tempatmu terlalu berbahaya, tinggallah denganku". Katak "pinggir jalan" menjawab: "Aku sudah terbiasa, malas untuk pindah". Beberapa hari kemudian katak "sawah" menjenguk katak "pinggir jalan" dan menemukan bahwa si katak sudah mati dilindas mobil yang lewat. Ternyata sangat mudah menggenggam nasib kita sendiri, cukup hindari kemalasan saja.

-7- Ada segerombolan orang yang berjalan di padang pasir, semua berjalan dengan berat, sangat menderita, hanya satu orang yang berjalan dengan gembira. Ada yang bertanya: "Mengapa engkau begitu santai?" Dia jawab sambil tertawa: "Karena barang bawaan saya sedikit". Ternyata sangat mudah untuk memperoleh kegembiraan, cukup tidak serakah atau memiliki sedikit saja

Wednesday, January 20, 2010

3x4=23..... krn mementingkan yg lebih utama

diambil dari milist PPI malaysia 20 jan 2010

3x4=23

Yan Hui adalah murid kesayangan Confucius yang suka belajar, sifatnya baik.

Pada suatu hari ketika Yan Hui sedang bertugas, dia melihat satu toko kain sedang dikerumuni banyak orang. Dia mendekat dan mendapati pembeli dan penjual kain sedang berdebat.

Pembeli berteriak: "3 X 8 = 23, kenapa kamu bilang 24?"

Yan Hui mendekati pembeli kain dan berkata: "Sobat, 3 X 8 = 24, tidak usah diperdebatkan lagi."

Pembeli kain tidak senang lalu menunjuk hidung Yan Hui dan berkata: "Siapa minta pendapatmu? Kalaupun mau minta pendapat mesti minta ke Confusius. Benar atau salah Confusius yang berhak mengatakan."

Yan Hui: "Baik, jika Confucius bilang kamu salah, bagaimana?"

Pembeli kain: "Kalau Confucius bilang saya salah, kepalaku aku potong untukmu. Kalau kamu yang salah, bagaimana?"

Yan Hui: "Kalau saya yang salah, jabatanku untukmu."

Keduanya sepakat untuk bertaruh, lalu pergi mencari Confucius.

Setelah Confucius tahu duduk persoalannya, Confucius berkata kepada Yan Hui sambil tertawa: "3×8 = 23. Yan Hui, kamu kalah. Berikan jabatanmu kepada dia."

Selamanya Yan Hui tidak akan berdebat dengan gurunya.

Ketika mendengar Confucius berkata dia salah, diturunkannya topinya lalu dia berikan kepada pembeli kain. Orang itu mengambil topi Yan Hui dan berlalu dengan puas.

Walaupun Yan Hui menerima penilaian Confucius tapi hatinya tidak sependapat. Dia merasa Confucius sudah tua dan pikun sehingga dia tidak mau lagi belajar darinya. Yan Hui minta cuti dengan alasan urusan keluarga.

Confusius tahu isi hati Yan Hui dan memberi cuti padanya. Sebelum berangkat, Yan Hui pamitan dan Confucius memintanya cepat kembali setelah urusannya selesai, dan memberi Yan Hui dua nasihat : "Bila hujan lebat, janganlah berteduh di bawah pohon. Dan jangan membunuh."

Yan Hui menjawab, "Baiklah," lalu berangkat pulang.

Di dalam perjalanan tiba-tiba angin kencang disertai petir, kelihatannya sudah mau turun hujan lebat. Yan Hui ingin berlindung di bawah pohon tapi tiba-tiba ingat nasihat Confucius dan dalam hati berpikir untuk menuruti kata gurunya sekali lagi. Dia meninggalkan pohon itu. Belum lama dia pergi, petir menyambar dan pohon itu hancur.

Yan Hui terkejut, nasihat gurunya yang pertama sudah terbukti.

Apakah saya akan membunuh orang?

Yan Hui tiba di rumahnya saat malam sudah larut dan tidak ingin mengganggu tidur istrinya. Dia menggunakan pedangnya untuk membuka kamarnya. Sesampai di depan ranjang, dia meraba dan mendapati ada seorang di sisi kiri ranjang dan seorang lagi di sisi kanan. Dia sangat marah, dan mau menghunus pedangnya. Pada saat mau menghujamkan pedangnya, dia ingat lagi nasihat Confucius, jangan membunuh.

Dia lalu menyalakan lilin dan ternyata yang tidur disamping istrinya adalah adik istrinya.

Pada keesokan harinya, Yan Hui kembali ke Confucius, berlutut dan berkata: "Guru, bagaimana guru tahu apa yang akan terjadi?"

Confucius berkata: "Kemarin hari sangatlah panas, diperkirakan akan turun hujan petir, makanya guru mengingatkanmu untuk tidak berlindung dibawah pohon. Kamu kemarin pergi dengan amarah dan membawa pedang, maka guru mengingatkanmu agar jangan membunuh".

Yan Hui berkata: "Guru, perkiraanmu hebat sekali, murid sangatlah kagum."

Jawab Confucius :

"Aku tahu kamu minta cuti bukanlah karena urusan keluarga. Kamu tidak ingin belajar lagi dariku. Cobalah kamu pikir. Kemarin guru bilang 3×8=23 adalah benar, kamu kalah dan kehilangan jabatanmu. Tapi jikalau guru bilang 3×8=24 adalah benar, si pembeli kainlah yang kalah dan itu berarti akan hilang 1 nyawa. Menurutmu, jabatanmu lebih penting atau kehilangan 1 nyawa yang lebih penting?"

Yan Hui sadar akan kesalahannya dan berkata : "Guru mementingkan yang lebih utama, murid malah berpikir guru sudah tua dan pikun. Murid benar2 malu."

Sejak itu, kemanapun Confucius pergi Yan Hui selalu mengikutinya.

Monday, January 18, 2010

Luar Biasa..... (dalam melayani pelanggan)

dari milist kagama malaysia 18 jan 2010

Luar Biasa ...

Cape perjalanan panjang. Duduk di bangku pesawat senyaman apapun kalau lama pegel juga. Tapi ada cerita menarik yang aku dapat dipesawat SQ yang baru saja aku naiki.

Karena mendapat fasilitas dari klien maka tiket business class SQ aku pakai. Perjalanan beijing singapore menjadi sangat nyaman. Ruang lapang di business class boing terbaru, makanan yang tak pernah berhenti belum lagi pelayanan lainnya. Namun karena deadline pekerjaan harus selesai. Laptop di tangan tak pernah berhenti dipergunakan. Tanpa terasa mataku perih dan mengantuk. Aku lelah sekali. Aku pun terlelap.

"aduh!",Tiba- tiba aku terbangun karena ada siraman air kebajuku. Aku mengenakan kemeja overcoat karena dingin. "Please forgive me mam..i m so sorry..",seorang pramugari SQ tertunduk-tunduk sambil sibuk menyeka pakaianku yang tersiram air. Teh hangat. Tepat di dekat pundak kiri.

Karena kaget, aku tak banyak bicara. Tanganku pun sibuk menyeka tumpahan tersebut. terlihat pramugari tersebut sangat panik.. "I'm sorry mam..my mistake..please apologize.." , katanya berulang ulang dan bolak balik dari pantry ke tempatku duduk.

Aku merasa tidak masalah setelah aku perhatikan tak ada bercak pada coat ku. Aku pun memilih tidak mempermasalahkan. Lelah tubuhku masih mendominasi jadi aku memilih melanjutkan tidurku. Tak lama pramugari itu muncul lagi. Membawa teh hangat. Sambil berkata," do you want something to drink? Or is there anything you need mam? "..aku yang lelah memilih sesuatu yang cepat , "tea should be find..."kataku separoh tidur. Ku letakkan teh panas tersebut di meja depan, lalu bersiap tidur. Wajah pramugari tersebut masih gusar, aku menyadarinya. Dia merasa bersalah. Dan menurutku aku sudah tidak mempermasalahkan jadi aku mau istirahat sekarang.

Tak lama...seorang pramugari menghampiri tempat dudukku. Ah..dia pramugari senior. Terlihat ada pin dibawah namanya. Chatrine Tan. "Mam..",katanya sopan.."we made terible mistake..our staff spilll over tea to your lovely coat. Please accept our apology".

Aku tersenyum. "No problem..it' s nothing.."kataku. ."it didn't make any stain at all on it though".

"Well mam..this is a voucher for loundry. You could do anywhere in the world on SQ expenses. Please accept it..",dia melanjutkan lagi.

"Waduh baik amat", kataku dalam hati. Selembar voucher dalam amplop dia serahkan dengan santun dan senyum. Badannya membungkuk dan memberi salam khas SQ, tangan dikatupkan didepan muka sambil setengah mengangguk dan bergerak melangkah mundur."Well thank you..",aku menjawab
"Enjoy your rest mam"..katanya lagi

Tak lama pengumuman di load speaker yang menyatakan pesawat akan mendarat. Aku pun segera bersiap-siap. . 10 menit kemudian, kapal mendarat, taxing beberapa saat kemudian pintu terbuka.

Akupun berkemas. Kemudian pramugari senior tadi..mrs Tan...menghampiri aku dan berkata.."mam. .could you please walk this way". Dia menunjuk jarinya dengan santun. Aku mengikuti. Aku merasa heran mengapa semua orang berhenti berjalan. Aku melawati semua orang . seluruh pramugari berbaris kiri kananku. Aku lihat tepat lurus dihadapaku seorang pria ganteng berusia 50 tahunan dengan pakaian seragam lengkap. Topi, jas, dengan 4 garis kuning dilengannya. Tangannyamenjulur ke arahku..

"mrs precious..i m henry Chow, i m captain pilot of this plane, on behalf of my crew, my plane and my organization Singapore Airline please accept our deepest apology on what just happen to you".. wah..saya merasa tersanjung. Gila...menurutku hal kecil yangterjadi sampai kaptennya turun tangan. Sebuah service kepada pelanggan yang luar biasa. Di hargai dan di hormati. Salut buat SQ.

"Here are two ticket SQ with your name on it from singapore to jakarta roung trip valid for 1 year. Just to show you how sorry we are , please accept it," katanya sambil membungkuk,

Wah..aku tergagap tidak bisa ngomong.

Aku menatap pramugari yang menjatuhkan air teh tadi. Terlihat pancaran tulus dimatanya. Dua telapak tangannya menutup didepan wajahnya memberi hormat. Kemudian dia mengedipkan mata kirinya. Aku mengangkap pesan itu. Kira-kira..ambillah ..dan maafkan aku ya..

Tak terasa aku menetes air mata..dalam hati, aku ikhlas kok, gak marah, dan gak masalah. Eh diperlakukan seperti ratu begini, jadi malu tapi tersanjung. Salut buat SQ, salut buat pramugari yang aku lupa namanya, chief pramugari mrs tan, dan kapten henry chow. All the best for SQ.

Saturday, January 2, 2010

Ibroh tahun baru.... ingin kembali

Ada tulisan menarik dari kawan di milist... menyambut awal tahun baru Hijriyah 1431 yang bertepatan dengan tanggal 18 Desember 2009.

IBROH TAHUN BARU

Dialog spiritual: Maaf, Kisah ini unik mungkin mendekati nyata, namun keberadaannya sudah agak dibuat fiktif sedikit agar pelajarannya bisa berlaku umum.

Seorang teman menceritakan pengalamannya sekolah di luar negeri dengan wajah yang lungkai, penuh dengan kegundahan siang dan malam. Hari-hari pertamanya terasa aneh, habis makan terasa lapar, habis tidur terasa ngantuk, habih minum terasa haus. Beberapa hari berikut, perasaanyapun berbeda, katanya Ingin makan tidak lapar, ingin tidur tidak ngantuk, ingin minumpun tidak haus, apalah itu artinya???.

Digambarkannya bahwa, kalau dipikir-pikir berada di luar negeri itu seperti orang yang bepergian dari alam dunia ke alam akherat, ektrim terjeleknya serasa berada di dalam neraka.

Mengutip apa yang disampaikan Pak Ustadz sebelum dia pergi jauh adalah bahwa; Satu diantara gambaran hidup di neraka adalah serba tidak enak, sehingga merasa tidak betah menjalaninya, penuh dengan kesulitan. Anak jauh, istri/suami jauh. Saudara jauh, semuanya jauh. Tidak ada yang bisa menolong kecuali amalnya.

Dalam benak hatinya, timbul hasrat untuk kembali ke dunia, namun apadaya, tidak diperbolehkan. Karena takdir munyudahi.

Yang membedakan antara hidup diluar negeri dengan hidup dialam akhir adalah, bahwa ketika hidup diluar negeri ada teman yang bisa membantu kesulitanya, tapi adakalanya pada hal tertentu betul-betul tidak ada yang bisa membantunya. Mungkin, walaupun dia bisa kembali kedalam negeri dan lain sebagainya, hanya masalahnya beaya yang tidak nguati. Kalaupun bisa, terpaksa tabungannya harus dikurangi, dan jika perlu hutang kanan dan kiri.

Ada kemiripan filosofi secara umum yang diinginkan baik orang yang sudah berpindah dari dunia ke akhirat khususnya neraka, dengan orang yang berpindah dari dalam negeri ke luar negeri.

Hal ini tidak jauh beda dengan berpindahnya tahun lalu ke tahun sekarang, dimana peristiwanya tidaklah reversible. Namun, yang bisa sebagai pelajaran; Yaitu, sama-sama ingin kembali !!!!!!., Bagaimana tidak??? hiya!!, yang sudah berada ditahun sekarang ingin kembali ketahun lalu. Yang di neraka ingin kembali ke dunia. Yang dirantau ingin kembali kerumah and so on.

Tentu kita memahami dan sadar bahwa ini belumlah seperti akherat yang sesungguhnya. Namun demikian, rasanya analogi ini tidak terlalu jelek untuk diungkapkan.

Bayangan ketika mereka kembali ke dunia misalnya, mereka ingin menjadi insan yang lebih baik, ingin mencurahkan seluruh hidupnya hanya untuk kebaikan. Ingin kembali kepada keluarganya secara baik. Tidak ingin menyia-nyiakan waktu barang sedetikpun berpisah dengan istri/suami dan anak-anaknya, serta keluarga, juga teman yang ditinggalkannya.

Bahkan dalam hati dia berkata.... Istriku/Suamiku......engkaulah tempatku berlindung ketika aku dalam ketakutan dan sudah tidak berdaya lagi...... Engkalulah yang menenteremkan hatiku ketika hatiku tidak tenang dan merasa terancam, diketiakmulah hatiku bersemayam. Dan, engkau yang tlah mengasuh anakku dengan baik, dialah anak-anakku yang akan memeliharaku ketika aku tidak lagi mampu berbuat sesuatu dikemudian hari,

Istriku/suamiku...aku menyaksikan bahwa engkaupun telah berbuat baik kepada keluargaku, tetanggakau dan teman-temanku semua. Maka aku berjanji dalam hatiku, tidak pantas aku mempermalukanmu, menipumu, membohongimu dan menyia-nyaikanmu, durhaka jika aku bersenang-senang diatas kesengsaraanmu.

Wahai istriku/suamiku.....engkaulah yang bersamaku ketika dalam ketidak punyaanku, engkaulah yang ikut merencanakan segala sesuatu atas apa yang aku miliki untuk hari depan. Tiada orang lain satupun, engkaulah yang mempunyai kekhawatiran terhadap keburaman nasib anak-anakku dihari nanti, engkau jadikan siang seperi malam, engkau jadikan malam seperti siang, engkaulah yang mengantarkannya anak2 mandi, makan, tidur dan belajar dari pagi hingga petang.

Friday, January 1, 2010

Tahun baru, yuk menghitung umur

Tahun baru 2010, di milist PPI UTM, ada yg pusting tulisan menarik tentang cara menghitung umur yaitu, memakai: +, -, x dan : (plus min kali dan bagi). Semoga kita mengambil hikmah dan bisa menggunakan umur kita sebaik2nya, amien.

1. Cara Penjumlahan
Kalau hari ini kita berumur 17 tahun, maka tahun depan umur kita akan bertambah 1 tahun menjadi 18 tahun. Ini adalah cara menghitung umur yg paling sederhana, paling sesuai bagi anak kecil. (kalau anda masih menghitung umur dengan cara ini, anda masih anak-anak)

2. Cara Pengurangan
Setelah semakin sering kita ber-ulang tahun, akhirnya kita sadar bahwa setiap kali kita ulang tahun, sebenarnya umur kita bukannya bertambah, tapi berkurang ! Setiap kali ulang tahun maka sisa umur kita semakin sedikit, kita semakin dekat pada akhir hayat. Orang yg sudah menyadari bahwa sisa hidupnya makin hari makin sedikit adalah orang yg sudah Dewasa.

3. Cara PerKalian
Setelah sadar bahwa umur kita terus berkurang, maka kita harus tahu cara menghitung waktu yg KeTiga yaitu bagaimana caranya melipatgandakan waktu yg kita miliki. Misalnya saat kena macet dijalan, kita membaca buku (bisa dong kalo punya supir). Ini adalah contoh bagaimana kita melipatgandakan waktu. Prinsipnya adalah :dalam waktu yg sama, kita memperoleh lebih banyak. Contoh lain adalah : McDonald membuka cabang diseluruh dunia. Saat pemiliknya sedang tidur pun, masih ada cabangnya dibagian belahan dunia lain yg sedang menghasilkan uang. Coba kalau McDonald hanya punya satu cabang, berapa waktu yg dibutuhkan untuk mengumpulkan uang sebanyak yg dimilikinya sekarang ? Mungkin butuh ribuan tahun...Cara KeTiga ini adalah cara yg dipakai oleh orang-orang yg paling pandai diseluruh dunia. Mereka memikirkan bagaimana agar dalam hidup yg singkat bisa melakukan produktifitas yg lebih besar, bisa memperoleh sebanyak mungkin.Kalau kita berhasil memahami cara menghitung waktu Yg KeTiga maka kita adalah orang Pandai ! Tapi kita belum bisa dikatakan sebagai orang yg Bijaksana bila belum mengerti cara menghitung waktu yg KeEmpat.

4. Cara Pembagian
Setelah berhasil melipatgandakan waktu yg kita miliki dan mendapat begitu banyak hal dalam hidup kita, maka yg harus kita lakukan kemudian adalah: Membagikannya. Kalau kita mendapat banyak ilmu, sebarkan semua sebelum kita mati, kalau kita mendapat banyak harta, bagikan semua sebelum ajal menjemput. Seorang filsuf berkata, "orang yg mati dalam keadaan kaya adalah orang yg paling bodoh "Maksudnya, uang itu buat apa ? kan gak bisa dibawa mati bukan? Memang sudah menjadi tugas kita untuk membagikan semua berkat yg pernah kita peroleh kepada orang lain.


Dengan memahami cara menghitung waktu yg KeEmpat maka hidup kita menjadi bermakna. Maka kita tak akan menyesal kapanpun kita harus mati.


Ringkasnya:
Ada 4 Cara Menghitung Waktu
1. Cara Penjumlahan (caranya anak Kecil)
2. Cara Pengurangan (cara orang Dewasa)
3. Cara Perkalian (cara orang Pandai)
4. Cara Pembagian (cara orang Bijaksana)