Saturday, January 2, 2010

Ibroh tahun baru.... ingin kembali

Ada tulisan menarik dari kawan di milist... menyambut awal tahun baru Hijriyah 1431 yang bertepatan dengan tanggal 18 Desember 2009.

IBROH TAHUN BARU

Dialog spiritual: Maaf, Kisah ini unik mungkin mendekati nyata, namun keberadaannya sudah agak dibuat fiktif sedikit agar pelajarannya bisa berlaku umum.

Seorang teman menceritakan pengalamannya sekolah di luar negeri dengan wajah yang lungkai, penuh dengan kegundahan siang dan malam. Hari-hari pertamanya terasa aneh, habis makan terasa lapar, habis tidur terasa ngantuk, habih minum terasa haus. Beberapa hari berikut, perasaanyapun berbeda, katanya Ingin makan tidak lapar, ingin tidur tidak ngantuk, ingin minumpun tidak haus, apalah itu artinya???.

Digambarkannya bahwa, kalau dipikir-pikir berada di luar negeri itu seperti orang yang bepergian dari alam dunia ke alam akherat, ektrim terjeleknya serasa berada di dalam neraka.

Mengutip apa yang disampaikan Pak Ustadz sebelum dia pergi jauh adalah bahwa; Satu diantara gambaran hidup di neraka adalah serba tidak enak, sehingga merasa tidak betah menjalaninya, penuh dengan kesulitan. Anak jauh, istri/suami jauh. Saudara jauh, semuanya jauh. Tidak ada yang bisa menolong kecuali amalnya.

Dalam benak hatinya, timbul hasrat untuk kembali ke dunia, namun apadaya, tidak diperbolehkan. Karena takdir munyudahi.

Yang membedakan antara hidup diluar negeri dengan hidup dialam akhir adalah, bahwa ketika hidup diluar negeri ada teman yang bisa membantu kesulitanya, tapi adakalanya pada hal tertentu betul-betul tidak ada yang bisa membantunya. Mungkin, walaupun dia bisa kembali kedalam negeri dan lain sebagainya, hanya masalahnya beaya yang tidak nguati. Kalaupun bisa, terpaksa tabungannya harus dikurangi, dan jika perlu hutang kanan dan kiri.

Ada kemiripan filosofi secara umum yang diinginkan baik orang yang sudah berpindah dari dunia ke akhirat khususnya neraka, dengan orang yang berpindah dari dalam negeri ke luar negeri.

Hal ini tidak jauh beda dengan berpindahnya tahun lalu ke tahun sekarang, dimana peristiwanya tidaklah reversible. Namun, yang bisa sebagai pelajaran; Yaitu, sama-sama ingin kembali !!!!!!., Bagaimana tidak??? hiya!!, yang sudah berada ditahun sekarang ingin kembali ketahun lalu. Yang di neraka ingin kembali ke dunia. Yang dirantau ingin kembali kerumah and so on.

Tentu kita memahami dan sadar bahwa ini belumlah seperti akherat yang sesungguhnya. Namun demikian, rasanya analogi ini tidak terlalu jelek untuk diungkapkan.

Bayangan ketika mereka kembali ke dunia misalnya, mereka ingin menjadi insan yang lebih baik, ingin mencurahkan seluruh hidupnya hanya untuk kebaikan. Ingin kembali kepada keluarganya secara baik. Tidak ingin menyia-nyiakan waktu barang sedetikpun berpisah dengan istri/suami dan anak-anaknya, serta keluarga, juga teman yang ditinggalkannya.

Bahkan dalam hati dia berkata.... Istriku/Suamiku......engkaulah tempatku berlindung ketika aku dalam ketakutan dan sudah tidak berdaya lagi...... Engkalulah yang menenteremkan hatiku ketika hatiku tidak tenang dan merasa terancam, diketiakmulah hatiku bersemayam. Dan, engkau yang tlah mengasuh anakku dengan baik, dialah anak-anakku yang akan memeliharaku ketika aku tidak lagi mampu berbuat sesuatu dikemudian hari,

Istriku/suamiku...aku menyaksikan bahwa engkaupun telah berbuat baik kepada keluargaku, tetanggakau dan teman-temanku semua. Maka aku berjanji dalam hatiku, tidak pantas aku mempermalukanmu, menipumu, membohongimu dan menyia-nyaikanmu, durhaka jika aku bersenang-senang diatas kesengsaraanmu.

Wahai istriku/suamiku.....engkaulah yang bersamaku ketika dalam ketidak punyaanku, engkaulah yang ikut merencanakan segala sesuatu atas apa yang aku miliki untuk hari depan. Tiada orang lain satupun, engkaulah yang mempunyai kekhawatiran terhadap keburaman nasib anak-anakku dihari nanti, engkau jadikan siang seperi malam, engkau jadikan malam seperti siang, engkaulah yang mengantarkannya anak2 mandi, makan, tidur dan belajar dari pagi hingga petang.

No comments:

Post a Comment